Insan
kamil ialah manusia yang sempurna dari segi wujud dan pengetahuannya.
Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia merupakan manifestasi sempurna
dari citra Tuhan, yang pada dirinya tercermin nama-nama dan sifat Tuhan secara
utuh. Al-Jili membagi insan kamil atas tiga tingkatan. Tingkat pertama
disebutnya sebagai tingkat permulaan (al-bidayah). Pada tingkat ini insan kamil
mulai dapat merealisasikan asma dan sifat-sifat Ilahi pada dirinya. Tingkat
kedua adalah tingkat menengah (at- tawasut). Pada tingkat ini insan kamil
sebagai orbit kehalusan sifat kemanusiaan yang terkait dengan realitas kasih
Tuhan (al-haqaiq ar-rahmaniyah). Dan Tingkat ketiga ialah tingkat terakhir
(al-khitam). Pada tingkat ini insan kamil telah dapat merealisasikan citra
Tuhan secara utuh.Insan kamil jika dilihat dari segi fisik biologisnya tidak
berbeda dengan manusia lainnya. Namun dari segi mental spiritual ia memiliki
kualitas-kualitas yang jauh lebih tinggi dan sempurna dibanding manusia lain.
Karena kualitas dan kesempurnaan itulah Tuhan menjadikan insan kamil sebagai
khalifah-Nya.
QS.
Al-ISRO : 70
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.”
Dari
potongan ayat diatas menjelaskan bahwasannya Manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini. Allah menjadikan manusia khalifah
di bumi sebab manusia mempunyai kecenderungan dengan Allah SWT. Dan ALLAH SWT
mendudukan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya berupa jasmani dan rohani.
Al-Qur'an memberi acuan konseptual yang sangat baik dalam memberi pemenuhan
kebutuhan jasmani dan ruhani agar manusia berkembang secara wajar dan baik.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya. Berangkat
dari tujuan diciptakan manusia untuk taat dan patuh pada-Nya, melalui
ajaran-ajaran agama yang diberikan yaitu Islam. Ajaran Islam diyakini mampu
membawa dan menuntun manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membimbing
manusia kepada jalan yang lurus. Namun kebanyakan manusia didunia ini sangat
lemah akan pemahamannya tentang ajaran agama islam yang sebenarnya karena
terpengaruh dengan penggunaan teknologi yang sangat modern dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, dan berkembangnya ilmu pengatahuan sebagai wujud dari
kemajuan intelektual manusia. Kebanyakan manusia saat ini menggunakan berbagai
teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Seharusnya melalui
kecerdasan dan bantuan teknologi, Manusia dapat lebih bijak dan arif, akan
tetapi kenyataannya banyak manusia yang memiliki kearifan yang tidak sepadan
dengan kemajuan berfikir dan teknologi yang dicapainya. Akibatnya kemuliaan
manusia juga semakin rendah. Kemuliaan manusia yang rendah membuatnya bertindak
di luar kemanusiaan, dengan menghalalkan segala cara demi memenuhi
keinginannya. Begitu banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita yang
dilatarbelakangi oleh lemahnya pemahaman akan pentingnya menjaga kualitas
kemuliaan manusia, misalnya perampokan, pembunuhan, korupsi, pelecehan seksual,
aliran sesat, dan konflik antar agama, suku dan ras. Realitas Ini menunjukkan
bahwa manusia sudah kehilangan kemuliaan, dan memposisikan martabatnya
sederajat dengan binatang. Manusia tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk melakukan
refleksi tentang eksistensi diri, bahkan manusia cenderung mudah letih jasmani
dan rohani serta letih mental. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwasannya menjadi manusia insan kamil perlu adanya suatu kemuliaan yang
sempurna yang perlu kita tanamkan pada diri kita dimana kita sebagai manusia
harus memiliki kesadaran akan eksistensi tuhan yang berarti mengenal Tuhan
sebagai wujud hakiki yang mutlak, bukan hanya bayangan saja.
Nabi
Muhammad Saw disebut sebagai teladan insan kamil di dalam Q.S. al- Ahdzab ayat
21:
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Perwujudan
insan kamil dibahas secara khusus di dalam kitab-kitab tasawuf. Rasulullah SAW
merupakan insan kamil, manusia paripurna, yang tidak ada satupun sisi-sisi
kemanusiaan yang tidak disentuhnya selama hidupnya. Ia adalah ciptaan terbaik
yang kepadanya kita merujuk akan akhlaq yang mulia. Maka dari itu kita sebagai
manusia harus meneladani Rasulullah saw, agar dapat menjadi manusia insan kamil.
Allah swt memerintahkan kepada umat manusia agar meneladani sikap rasullulah karena beliau adalah teladan yang sempurna. Langkah
yang harus kita lakukan ialah menerapkan sikap, cara hidup, dan perilaku sesuai
dengan hadist hadist yang ada dalam ajaran agama islam.

